Ahmad Dahlan The God Never plays with dice write the Cosmos

The Black Death – Wabah Pembunuh 200 Juta Jiwa Penduduk Eropa 1331-1352

3 min read

Lukisan Kondisi Blak Death di Eropa

Orang-orang abad pertengahan menyebut sebuah bencana yang terjadi pada abad ke 14 sebagai Great Palgue namun kadang juga disebut sebagai Great Pestilence. Orang-orang Swedia dan Denmark pada abad 16 menyebutnya sebagai “Black” dan ini menjadi awal dari penyebutkan Black istilah.

Konidis yang sangat buruk yang membuat orang-orang Eropa sulit tersenyum pada tahun-tahun puncak dari wabah ini sehingga terkadang juga disebut sebagai Black as Glum (Hitam yang murung). Dokter Jernal Justus Hecker menyarankan penggunaan nama atra mors dari bahasa latin yang merujuk pada Black, Terrible atau Death sehingga disebutlah fenomena ini sebagai the Black Death in the 14th Century atau Wabah Kematian pada Abad ke 14.

A. Jumlah Korban

Bulan Oktober 1347, sebuah kapal yang berangkat dari Asia lalu singgah ke Crimea berlabuh di Messina, Sisilia (Sekarang Daerah Italia). Perahu yang merapat tidak hanya membawa pelaut dan penumpang tapi juga tikus. Tikus ini membawa kutu yang menjadi vektor wabah penyebab Black Death, Wabah Bubonic.

Berita yang datang ke Eropa melaporkan paling tidak 20 juta orang-orang Asia meninggal karena wabah ini. Hanya saja orang-orang Eropa menganggap remeh kejadian ini karena mereka beranggap bahwa ada lebih banyak orang di Asia di bandingkan Eropa.

Hasilnya paling tidak 25 juta orang Eropa meninggal pada rentang waktu kurang dari 5 tahun yakni 1357 sampai 1352. Jumlah diperkirakan 40% dari penduduk Eropa kala itu. Kota Parik harus kehilangan setengah dari populasi mereka setelah 100.000 penduduknya meninggal di dalam kota. Kota Florence yang dihuni 120.000 jiwa pada tahun 1338, tersisa 50.000 orang pada tahun 1351.

Wabah ini digambarkan sebagai bencana maha Dahsyat dimana banyak mayat yang berjatuhan di tengah jalan. Hampir tidak ada yang berani menyentuhkan karena korban yang paling banyak adala biarawan yang pada awalnya paling banyak menangani mayat korban Black Death.

Jumalh orang yang kurang membuat kekacauan di mana-mana, kebutuhan tenaga kerja meningkat dan Eropa butuh waktu sekitar 150 tahun untuk bisa bangkit setelah wabah ini memuncak.

Lukisan Pembakaran Mayat di Eropa semasa Black Death

B. Kostum Dokter

Untuk melindungi diri, Dokter menggunakan kostum “unik” agar tidak terjangkit wabah pada proses pemeriksaan. Dokter mengenakan mantel panjang sampai pergelangan kaki dengan topeng berbentuk paruk burung gagak dengan lapisan yang diisi dengan bahan yang manis dan berbau tajam. Di bagian tangan dilindungi dengan sapu tangan dan pada bagian kaki menggunakan sepatu but.

Topeng memiliki dua celah untuk mata. Strap pada bagian masker memilki dua lubang kecil sebagai lubang pernafasan dokter. Bagian paruh masker ini diletakkan beberapa herbal seperti bunga kering seperti mawar, anyelir, daun mint, rempah-rempah, kapur barus dan spons cuka.

Tujuan dari bahan-bahan tersebut untuk menghilangkan bau tidak sedap dari para pasien, waktu itu mereka berfikir bahwa bau tidak sedaplah yang menyebarkan penyakit. Para dokter percata jika tanaman herbal dapat mencegah bau yang menjadi perantara virus tertular.

Kostum ini juga termasuk dengan topi kulit bertepi lebar yang lazim dikenakan para dokter pada masa tersebut. Sebuah tongkat kayu panjang dikenakan sebagai alat yang digunkan untuk menunjukkan bagian tubuh pasien yang butuh perhatian tanpa menyentuh pasien.

Pakaian Unik Dokter mirip Penyhir abad 14 untuk mencegah Wabah Black Death

Kostum unik ini sudah menjadi inspirasi beberapa roman dengan latar belakang abad pertengahan seperti Novel Harry Poter yang menggunakan Topi Runcing dengan tepi lebar sebagai simbol kecerdasan.

C. Penyebab Wabah

Wabah Black Death tidak hanya disebabkan oleh satu penyebab saja melainkan ada tiga faktor yakni :

  1. Wabah Bubonik – Pembengkakan kelenjar getah bening yang sangat menyakitkan dan disebut sebagau Bubo. Pembengkanan ini terjadi di daerah Pangkal Leher, Ketiak dan Selangkangan. Pada fase puncak akan menimbulkan nanah yang pecah dan mengeluarkan darah. Korban akan mengalami kerusakan kulit pada jaringan bahwa dengan tanda-tanda bercak-bercak gelap. Sebagian besar korban akan meninggal di hari ke 4 sampai 7 setelah terinfeksi. Wabaha Bubonik ini yang menjadi penyebab utama dari Black Death dengan tingkat kematian mencapai 75% dengan gejala demam tinggi, 38°C sampai 41°C, sakit kepala, nyeri sendiri, mula, muntah dan tidak enak badan.
  2. Pneumonic – Radang paru-paru yang menyebar melalui udata yang menyerang paru-paru kemudian menjalar ke seluruh tubuh. Wabah ini adalah penyebab kematian nomor 2 di masa Black Death dengan tingkat kematian mencapai 90%.
  3. Septikimia – Wabah yang menular melalui gigitan kutu sebagai vektor darah beracun. Tingkat kematian yang disebabaikan oleh Spetikimia mencapai 99% namun kasus yang terindenteifikasi paling sedikit diantara ketiga bawah.

C. Tikus dan Kutu

Wabah Bubonic ini berpindah melalui dua mekanisme yakni Tikus dan kutu. Tikus terdiri dari dua jenis yakni yang tahapn dengan bawah yang berperan sebagai host dan menjaga popule bateri penyebab wabah tetap eksis. Kedua yang tidak tahan dengan serangan wabah. Ketika populsi tikus kedua mati bakteri akan pindah ke tikus yang tahan dan ke manusia dan membuat manusia terinfeksi.

Vektor dari wabah bubik ini adalah kutu yang melekat pada tikus. Kutu ini yang berpindah dari satu tikus ke tikus yang lain. Bakteri penyebab Bubonik adalah Yersenia pestis yang masuk ke dalam darah kutu. Jika tikus lewat di tempat manusia, kutu ini akan hinggap dan berpindah ke manusia.

Kutu Pembawa Yersenia pestis
Kutu Vektor Yersenia pestis

D. Konflik Kemanusiaan

Kondisi yang begitu buruk menyebabkan huru-hara di Eropa. Kuranginya ilmu pengetahuan pada masa itu membuat spekulasi berujuk pada tindakan anarkis dan tidak terkontrol. Salah satunya adalah pembakaran massal orang-orang Yahudi Eropa pada abad 14 selama masa Black Death. Orang yahui dianggap kebal terhadap penyakit dibanding orang kristen Eropa. Kelompok Yahudi ini kemudian dituduh meracuni sumur-sumur orang Kristen sehingga terjadi gerakan anti Yahudi yang berujung pada pembantaian.

The miserable wretched Jews, in A.D. 1337, at Deckendorf, on the Danube, in Bavaria, in scorn and ignominy of the divine majesty and high veneration paid to our Lord Jesus Christ and to the holy Christian religion, stabbed the Holy Sacrament many times. They then threw it into a hot oven, and as it remained unconsumed, they finally placed it on an anvil and struck it with hammers. When this became known, the Jews were seized by Hartmann von Degenberg, the caretaker, and the citizens; and when the truth was established, they were deservedly condemned to death. And this same Host, being present at the Holy Sepulchre, is venerated for its many miracles.

E. Tindakan Medis, Pencegahan dan Pengobatan

Beberapa langkah yang dilakukan oleh orang-orang Eropa masa itu sebagi berikut:

  1. Wabah dianggap sebagai hukuman dari tuhan karena perbuatan jahat maka jika kamu tidak melakukan kejahatan maka tuhan tidak punya alasan untuk menghukummu.
  2. Mengolasi tubuh dengan Damar Pohon, akar bunga lilih putih sampai kotoran manusia.
  3. Mandi secara rutin dengan larutan cuka dan air sari mawar
  4. Meminum nana dari Bubo yang ditusuk
  5. Karantian selama 40 hari. Hal ini berasal dari bahasa Latin Quarantine yang artinya 40.
  6. Pengobatan dilakukan dengan mengoleskan ayam hidup di daerah yang bengkak. Ayam dianggap dapat mengeluarkan penyakit sampai air seni keluar lalu diminum dua kali sehari
  7. Meminum anggir dan Zamrud giling
  8. Kulit ular, tulang dan jantung rusa janra, tanah liat Armenia, Emas, Lidah buaya dan kunyit juag dianggap ampuh menyembuhkan penyakit.
  9. Cangkang telur panggang digiling sampai menjadi bubuk lalu dicampur dengan bunga Marigold. Semua bahan tersebut diminum dengan bit hangat pagi dan malam.
Ahmad Dahlan The God Never plays with dice write the Cosmos

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *